Jika ente bertanya siapa pelawak paling lucu di Indonesia, jawabnya pasti beda-beda. Bisa jadi Tukul, Komeng atau Narji. Atau yang sudah almarhum: Benjamin S, Ateng, S Bagyo atau Olga. Itu sah-sah saja. Yang aneh dan unik, dan tentunya tidak perlu dipercaya, kalau ente bilang orangnya itu adalah pemilik blog Aneh gila ini. Hehehe ...
Sebenarnya kalau kita mau telaah dan teliti secara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya meskipun tidak perlu berada di Jakarta, maka kita bisa simpulkan bahwa, kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, maka oleh sebab itu untuk menentukan siapa pelawak paling lucu di Indonesia kita perlu menyimak kondisi bangsa ini. Kalau bangsa ini masih begini-begini aja setelah gebrakan reformasi 1998, maka banyak sekali orang-orang jenaka yang lahir dan besar dan berkeliaran di media massa meskipun mereka itu bukan a professional comedian.
You know, a professional comediannis no combro, no jengkol and no bulu ketek. But it is someone or anybody who don't look funny, but they're funny. Bro yang baru saja tertulis, bukan kata-kata Obama, oke? Untuk menentukan siapa pelawak paling lucu di Indonesia kita tidak perlu membandingkan antara almarhum Benjamin S dengan Ateng atau dengan S Bagjo. Mereka pernah jaya di masanya. Juga tidak perlu mengadu Komeng sama Narji, Adul VS Bedu dsb.
Oke, mari kita kembali telaah dan teliti secara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya meskipun tidak perlu berada di Jakarta, bisa saja kita berada di Zimbabwe, Papua atau Ciawi, maka kita bisa simpulkan bahwa, kemerdekaan itu tetap menjadi hak segala bangsa, maka oleh sebab itu untuk menentukan nasib negeri ini di masa depan kita perlu memperbaiki kondisi bangsa ini. Kalau kita ini masih terus ingin begini-begini aja setelah gebrakan reformasi 1998, maka kita termasuk bagian dari orang-orang jenaka yang lahir dan besar dan berkeliaran di seluruh nusantar meskipun kita bukan ahli pengocok perut.
Jadi pelawak paling lucu di Indonesia itu adalah orang-orang yang tetap ketawa saat tahu banyaknya masyarakat yang menderita. Siapa mereka, tidak perlu menyebutkan satu persatu nama, karena bila kita sebutkan tidak akan ada yang ngakak.
Jadi yang buat sakit perut itu adalah para politisi, partai politik, pengamat politik yang ketika seratus rupiah masuk ke kantungnya mereka tidak terlalu perduli darimana datangnya. Lho, kenapa kita terlalu rewel dengan uang receh secuil ini? Seratus rupiah itu cuma persekotnya Jim, dedengkotnya itu proyek milyaran dan trilyunan dan diembat hingga membuat masyarakat terlunta-lunta dan sengsara. Lihatlah, regu tembak dan tiang gantungan aja terpingkal-pingkal di buatnya.
Sebenarnya kalau kita mau telaah dan teliti secara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya meskipun tidak perlu berada di Jakarta, maka kita bisa simpulkan bahwa, kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, maka oleh sebab itu untuk menentukan siapa pelawak paling lucu di Indonesia kita perlu menyimak kondisi bangsa ini. Kalau bangsa ini masih begini-begini aja setelah gebrakan reformasi 1998, maka banyak sekali orang-orang jenaka yang lahir dan besar dan berkeliaran di media massa meskipun mereka itu bukan a professional comedian.
You know, a professional comediannis no combro, no jengkol and no bulu ketek. But it is someone or anybody who don't look funny, but they're funny. Bro yang baru saja tertulis, bukan kata-kata Obama, oke? Untuk menentukan siapa pelawak paling lucu di Indonesia kita tidak perlu membandingkan antara almarhum Benjamin S dengan Ateng atau dengan S Bagjo. Mereka pernah jaya di masanya. Juga tidak perlu mengadu Komeng sama Narji, Adul VS Bedu dsb.
Oke, mari kita kembali telaah dan teliti secara seksama dan dalam tempo sesingkat-singkatnya meskipun tidak perlu berada di Jakarta, bisa saja kita berada di Zimbabwe, Papua atau Ciawi, maka kita bisa simpulkan bahwa, kemerdekaan itu tetap menjadi hak segala bangsa, maka oleh sebab itu untuk menentukan nasib negeri ini di masa depan kita perlu memperbaiki kondisi bangsa ini. Kalau kita ini masih terus ingin begini-begini aja setelah gebrakan reformasi 1998, maka kita termasuk bagian dari orang-orang jenaka yang lahir dan besar dan berkeliaran di seluruh nusantar meskipun kita bukan ahli pengocok perut.
Jadi pelawak paling lucu di Indonesia itu adalah orang-orang yang tetap ketawa saat tahu banyaknya masyarakat yang menderita. Siapa mereka, tidak perlu menyebutkan satu persatu nama, karena bila kita sebutkan tidak akan ada yang ngakak.
Jadi yang buat sakit perut itu adalah para politisi, partai politik, pengamat politik yang ketika seratus rupiah masuk ke kantungnya mereka tidak terlalu perduli darimana datangnya. Lho, kenapa kita terlalu rewel dengan uang receh secuil ini? Seratus rupiah itu cuma persekotnya Jim, dedengkotnya itu proyek milyaran dan trilyunan dan diembat hingga membuat masyarakat terlunta-lunta dan sengsara. Lihatlah, regu tembak dan tiang gantungan aja terpingkal-pingkal di buatnya.
No comments:
Post a Comment