Kemunculan Ikan Oarfish Penanda Gempa Dan Tsunami, Ini Faktanya!!

Kemunculan  Oarfish, sejenis ikan berbentuk pipih, biasanya diselimuti dengan mitos, kemucunculannya yang tidak lazim seperti biasanya dikaitkan dengan  akan terjadinya bencana. Berita kemunculan Oarfish berukuran panjang 3,5 meter di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada 18 Juni 2017 kembali menarik perhatian netizen, lantaran dikaitkan dengan gempa Palu, Sigi, Donggala, Kabupaten Sulawesi Tengah. Kabarnya, jika ikan yang jarang terlihat itu suatu saat muncul ke permukaan dan ditemukan manusia, maka kemunculannya pertanda bencana gempa.



Sejumlah komunitas menilai bahwa mitos itu ada benarnya. Seperti antara lain di kaitkan dengan beberapa kejadian yang pernah terjadi sebelumnya seperti : 
  1. Dikaitkan dengan gempa berkekuatan 8,9 skala richter dan tsunami besar melanda pantai timur Jepang pada 11 Maret 2011. Menurut riwayat, seminggu sebelum gempa dan tsunami besar melanda, ditemukan banyak Oarfish yang naik ke daratan pantai Jepang, dan sebagian tersangkut jaring nelayan. 
  2. Kemudian gempa dahsyat di Cile dan Haiti pada tahun 2011 juga ditandai dengan kemunculan Oarfish.
  3. Warga Filipina juga pernah digegerkan dengan munculnya Oarfish pada 2017 lalu. Dikutip Daily Mirror, ikan tersebut ditemukan terdampar di pantai wilayah Kepulauan Mindanao, Filipina. Dua hari usai Oarfish ditemukan gempa 6,7 skala richter menghantam kawasan tersebut.
Seperti dilansir nationalgeographic.co.id, Kiyoshi Wadatsumi, peneliti gempa bumi dari organisasi e-PISCO mengulas perihal kemunculan Oarfish dengan gempa maupun pertanda tsunami datang.

"Ikan laut dalam hidup dekat dengan dasar laut dan lebih peka terhadap pergerakan lempeng daripada mereka yang hidup di permukaan," ujar Kiyoshi. Ulasan tersebut dimuat dalam sebuah artikel di Japan Times tahun 2010.

Kemungkinan lain disampaikan Rachel Grant, dosen biologi di Anglia Ruskin University of Cambridge.

Dikutip dari mysteriousuniverse.org, Grant menyebut saat gempa terjadi ada tekanan sangat kuat dari batu karang yang menimbulkan muatan listrik. Hal inilah yang kemudian membunuh atau mendorong ikan-ikan ke permukaan, bukan hanya Oarfish.

Mitos atau bukan, berikut empat fakta ilmiah tentang oarfish yang dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber.

1. Hidup di Zona Perairan Pelagik

Zona pelagik merupakan kawasan laut dengan rerata kedalaman 3,68 km hingga maksimum 11 km dan terbagi menjadi lima sub-zona. Lima sub-zona itu adalah epipelagik (0-200 m), mesopelagik (200-1.000 m), batipelagik (1.000-4.000 m), abisopelagik (4.000-dasar laut), dan hadopelagik (dasar laut).
 

Karena biasa hidup di lautan dalam, oarfish menjadi salah satu ikan yang sulit ditangkap dan membuatnya menjadi sulit diteliti. Hanya ada sejumlah penangkapan dan penampakan yang dilaporkan tentang oarfish.

Diduga, karena biasa hidup di perairan dasar laut yang dekat dengan lempeng Bumi, oarfish 'sensitif' terhadap aktivitas yang mampu memicu datangnya gempa.

2. Berasal dari Ordo Lampiformes

Ordo Lampiformes adalah jenis ikan bersirip kipas (ray-finned fish). Lampiformes merupakan ordo yang mencakup sekitar 96 persen jenis ikan yang ada di lautan.

Sirip kipas dan sirip panggul (pelvic fin) merupakan organ tubuh yang digunakan oleh oarfish untuk berenang. Ordo tersebut banyak hidup di laut dengan kedalaman 100 hingga 1.000 meter, menjadikan ikan ordo lampiformes juga berjenis pelagik.

Ikan-ikan yang berasal dari ordo ini juga memiliki karakteristik berkulit cerah. Dan salah satu genus oarfish, Regalecus, mampu memiliki kulit berwarna kemerah-merahan.

3. Terbagi Menjadi Dua Genus

Regalecidae, nama familia oarfish, terbagi menjadi dua genus, yakni Agrostichthys dan Regalecus.
Saat ini, Agrostichthys memiliki spesies bernama Agrostichthys parkeri atau disebut sebagai Streamer fish. Spesies ini merupakan jenis oarfish yang biasa hidup di samudera bagian selatan Bumi dan mampu hidup berkembang hingga sepanjang 3 meter.

Sementara itu Regalecus memiliki spesies bernama Regalecus glesne atau dikenal sebagai oarfish raksasa. Spesies ini hidup di kawasan perairan yang beragam, mengikuti sumber makanan yang ada.

SpesiesRegalecus glesne diyakini bertanggung jawab atas mencuatnya mitos tentang ular laut (sea serpent). Salah satu yang berukuran besar pernah ditangkap pada 1996 oleh taruna Navy SEALs AS. Hasil pengukuran atas tangkapan pada 1996 menunjukkan bahwa spesies Regalecus glesne mampu berkembang hingga sepanjang 7 meter lebih.

4. Ekologi, Riwayat Hidup, dan Perilaku

Oarfish dilaporkan sebagai ikan soliter, atau biasa hidup sendiri. Beberapa genus, seperti Regalecus, yang berusia dewasa mampu berkembang hingga sepanjang 1 - 7 meter.

Menurut sejumlah laporan penampakan, oarfish tersebar di sejumlah kawasan perairan, termasuk juga di wilayah kutub hingga di laut tropis. Persebaran itu dipengaruhi oleh sumber makanan yang tersedia. Karena, oarfish cenderung hidup di tempat yang memiliki ketersediaan makanan yang mumpuni.

Makanan oarfish beragam, mulai dari zooplankton, udang, krustasea kecil, ubur-ubur, dan cumi.



Benar tidaknya, mitos ikan Oarfish yang mampu mendeteksi gempa masih menyimpan misteri, dikarenakan masih terbatasnya penelitian ilmiah meneliti korelasi antara Oarfish dan gempa membuat sejumlah kalangan menilai bahwa fenomena itu hanyalah isapan jempol, mitos, atau sekedar pseudoscience (ilmu semu) belaka.

 Inilah penampak Ikan Oarfish yang pernah muncul ke permukaan laut :

sumber http://mandarnews.com/2017/06/19/fakta-dibalik-oarfish-ikan-monster-tangkapan-nelayan-majene/
sumber : https://news.abs-cbn.com/news/03/30/17/look-oarfish-washed-ashore-in-leyte
https://www.ngopibareng.id/timeline/ikan-oarfish-diyakini-penanda-gempa-dan-tsunami-palu-1230174

https://www.ngopibareng.id/timeline/ikan-oarfish-diyakini-penanda-gempa-dan-tsunami-palu-1230174
http://www.waras.net/berita/ikan-yang-bentuknya-aneh-ini-jadi-pertanda-datangnya-gempa-dan-tsunami-ini-kata-pakar.html

No comments:

Post a Comment